SALAM BADINGSANAKAN

WE ARE BROTHER & SISTER

Kamis, 27 Oktober 2011

Bila Kuingat (episode SMP)

Lulusan dari 003
Anak-anak 003 yang lulus ke SMPN 1 Bontang tak begitu banyak, mereka adalah: aku, Dwi, Fahmi, Koko, Yoris, Deni, dan Puput. SMPN 1 didominasi lulusan dari 008. Pendaftaran di SMPN1 aku urus sendiri dengan teman2ku. Aku tidak terlalu memerlukan bantuan ortu karena rame2 ngurusnya dengan teman2. Saat pengumuman pun aku melihatnya dengan teman2. Saat pulang kerumah, mama n abah tak percaya, akhirnya mereka datang tuk menyaksikan dengan kepala mereka sendiri. Aku, Dwi, Koko dan Fahmi lulus di kelas D. Deni di kelas C, kalau Puput aku lupa dia dikelas mana. Yoris di kelas B.

Ingatanku masih begitu bagus atas kejadian2 saat SMP, hanya saja aku sulit melukiskannya dengan tulisan. Hal ini berbeda dengan episode2 lainnya.
Duh nulis apaan yah…

Bila kuingat….. aku begitu bangga bisa masuk di SMPN 1. Kalau mau jujur, aku lebih suka SMPN 1 saat zamanku dan kakak2 kelasku ketimbang yang sekarang walau yang sekarang sudah semakin lengkap.

Kelas 1
Bila kuingat….. saat kelas 1 dulu aku sudah tidak begitu dekat dengan Dwi. Sebenarnya aku sebangku dengan dia, namun dia sering pindah duduk. Aku agak sedih bila dia menjauhiku, dia sering dekat dengan Nur Khayatun saat itu dan melupakan aku. Namun rasa sedih ini aku simpan rapat2 saja dalam hatiku, tak pernah aku ceritakan pada siapapun, termasuk wardha adikku, bahkan buku diarykupun tak pernah aku tuliskan. Dalam tulisan inilah pertama kalinya aku utarakan rasaku saat itu. Namun Alhamdulillah aku selalu menganggap bahwa dia adalah sahabatku, tak pernah ada niatan menghapuskan namanya dalam list orang terbaik dalam hidupku.

Five Sweet Girls
Dulu sempat dekat dengan Syahriani, Dewi, Debby n Risma, akhirnya kami beri nama Five Sweet Girls untuk geng kami ini. Aku masih menyimpan foto kami berlima. Perjuangan berfoto: dari sekolah kami berjalan kaki sampai ke Jakarta Studio Photo, dengan seragam sekolah kami berdiri sejajar, dan difotolah kami, hehe. Tidak ada pembubaran, secara alami geng kami ini bubar, heheh biasa ana-anak.

Juara Poco-Poco
Setiap selesai ulangan pasti ada waktu seminggu untuk lomba-lomba. Setiap kelas mengirimkan perwakilan untuk setiap lomba. Untuk poco2 pesertanya hampir seluruh siswa dikelas. Kelas kami dilatih oleh tantenya Hasmita. Kami begitu giat berlatih, dan akhirnya juara 1 karena memang gerakan Poco-Poco yang sudah diaransemen oleh sang pelatih cukup menarik dan variasi posisi kami yang selalu berubah2 membentuk huruf2. Keren deh pokoknya.

Kelas 2
Saat kenaikan kelas aku dan Syahriani sudah janjian bahwa kami akan duduk sebangku. Kami pun sudah membicarakan kira2 diposisi mana kami akan duduk, dengan pertimbangan tempat duduk kami harus tempat yang aman untuk mencontek. Namun pada perjalanannya saat kelas 2 aku sadar bahwa tidak boleh mencontek, karena itu sama saja berbohong, dan salah satu tindakan mencuri, Allah itu maha melihat. Saat menulis ini aku mengingat2, dari mana aku mengetahui hal itu.

Bila kuingat…..dari syahriani aku belajar berpakaian rapi, walau tak pernah dia mengatakannya padaku. Tapi aku belajar dari sikapnya. Dia selalu bawa sikat dan semir sepatu agar sepatunya selalu hitam dan bersih, nah dari sini aku belajar membersihkan sepatu sangat bersih. Anak sekolah pasti selalu ada razia kuku. Nah syahriani biasanya memotongkan kuku-ku, aku suka bila dia memotongkan, karena rapi. Dia juga sering memintaku untuk memanjangkan kuku, karena aku tidak telaten merawat sehingga aku tak suka memanjangkan kuku. Karena rumah Syahriani di Guntung, aku juga pernah bermain sampai sana. Bagiku saat itu, ini lokasi yang cukup jauh. Kerumahnya Elis, Debby, Rika, Sunarsih, dkk yang nun jauh dimato.

Pramuka
Pernah juga ikut ekstrakulikuler pramuka. Ini salah 1 ekskul terpaforit di sekolah. Walaupun banyak kejadian lucu dan unic namun bagiku ini pengalaman yang tak berkesan. aku rasa kakak pembinanya hanya dekat dengan sebagian orang saja, aku dan beberapa teman lain merasa tak dianggap. Ah sudahlah tak usah berpanjang2 dibagian sini.

Bersama teman sekelas (III C)
Kelas 3
Peerjalanan kelas: dulu kelas 1 D, terus kelas 2 C, dan kelas 3 C. kelas 3 ini kelasku terkenal yang PALING. Paling rebut, Paling bandel, Paling gede-gede. Dikelas terkumpul orang2 gede n tinggi diangkatanku, mereka: Gede Wisnu, Oki, Rahayu, Yunita Noya, Eni, Rika, Tika, Jefry, Alghazali, Yugo, dan banyak lainnya deh, hampir semua. Namun jangan salah, kelasku juga adalah kumpulan atlit. Mulai dari pemain basket, pemain Volly, pemain sepak bola, dan atlit tolak peluru.

Indera keenam
Bila kuingat….. dulu aku sempat dibilang punya indera keenam oleh Kaharudin. Dia teman sebangkuku, dan setiap hari aku pasti mencium bau rokok dari dia, aku selalu mengatakan “pasti habis merokok”, dan dia bilang loh kok tahu, kamu punya indera keenam ya, ucapnya sambil berbisik. Gubrak, ni anak, aneh.

Drama
Bila kuingat…..dulu ada tugas bahasa indonesia, kami harus menampilkan drama kami. Saat itu aku memilih teman sekelompok teman laki-laki saja, karena aku merasa enak bekerja sama dengan laki-laki. Kami hanya berempat, aku, Rahman, Ismail dan Alghazali. Kalau tidak salah ingat dulu peran kami: aku sebagai ibunya ismail yang kaya dan sombong. Alghazali sebagai pengemis. Sedangkan Rahman adalah pencopet. Hm dramanya lumayan lucu.

Latah
Aku senang melihat kalau Yunita lagi latah, soalnya lucu.  Dulu pernah dia lagi berbicara berhadapan dengan temanku yang lain. Terus dari kejauhan ada yang berteriak agar Yunita menampar lawan bicaranya, tanpa sadar Yunita menampar temanku yang lagi didepannya itu (lupa siapakah yang ditampar itu), kontan saja semua yang melihat kejadian itu tertawa. Pernah juga saat Yunita mengerjakan soal matematika dipapan tulis, ada yang teriak agar Yunita ngebor, beruntung saat itu Yunita bisa menguasai dirinya. Namun kadang kasian juga sih sama Yunita pasti dia capek.

Perpisahan
Perpisaahan saat SMP dilaksanakan di Koprasi PKT Bontang. Hm banyak kesenian yang ditampilkan. Ada dance, ada drama adik kelas, dan ada drama kami2. Sayang tak ada dokumentasi yang aku miliki. Padahal aku senang sekali dengan drama perpisahan kami, Emang sih ceritanya gaje (ga jelas), namun pengorbanan dalam latihan drama ini yang berharga. Drama ini khusus aku persembahkan untuk orang tuaku yang kebetulan menghadiri perpisahanku ini. Sejak itu aku berkeinginan untuk ikut teater. Namun akhirnya sampai sekarang kinginan ini tak aku laksanakan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar